32.5 C
Mataram
Minggu, 28 April 2024
BerandaKesehatanAwal Tahun, Ratusan Orang Kena DBD di NTB

Awal Tahun, Ratusan Orang Kena DBD di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Memasuki awal 2024, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi NTB tercatat sebanyak 358 kasus. Berdasarkan pola tren kasus DBD dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan kasus pada awal tahun ini, yang salah satu penyebab utamanya dipicu oleh kondisi cuaca.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri mengatakan perkiraan peningkatan kasus DBD masih akan terjadi hingga awal Maret ini. Kemudian baru akan menurun di akhir Maret, mengikuti pola musim.

Dirincikan, sebanyak 42 kasus DBD ada di Mataram, 40 kasus di Lombok Barat, 122 kasus di Lombok Tengah, 21 kasus di Lombok Timur, dan 35 kasus di Lombok Utara. Selain itu, sebanyak 53 kasus di Sumbawa Barat, 21 kasus di Sumbawa, 2 kasus di Dompu, 12 kasus di Bima, dan 10 kasus di Kota Bima.

“2023 kasus DBD di NTB mencapai angka 3.449 kasus. Target jumlah persentase angka kematian atau biasa disebut dengan Case Fatality Rate (CFR) DBD Provinsi NTB adalah kurang dari 1 persen. Pada Desember 2023, CFR NTB telah mencapai 0,72 persen,” katanya, Senin (4/3).

- Advertisement -

Untuk incident rate atau angka insiden NTB kata Fikri di angka 63,25 persen di tahun yang sama perlu menjadi atensi lebih. Upaya pencegahan DBD di NTB mengutamakan kerja sama dan koordinasi antara provinsi, kabupaten/kota serta puskesmas, salah satunya dengan pemberian larvasida. “Ini dilakukan oleh puskesmas di bawah pemantauan dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan persediaan bahan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB,” katanya.

Upaya lainnya yang dilakukan yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemeriksaan DBD menggunakan antigen juga dilakukan dalam upaya penemuan dini kasus DBD, alat diagnostik cepat tersebut didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi kepada Kabupaten dan Kota.

“Perlu diketahui kasus kematian akibat DBD terjadi sebagian besar disebabkan terlambatnya penderita dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga peran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam penanganan kasus DBD,”katanya.

Ia menegaskan, apabila merasakan gejala DBD, masyarakat diimbau untuk dapat segera membawa penderita ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Secara umum kasus DBD di NTB mengalami kenaikan pada awal tahun, kemudian menurun menjelang pertengahan tahun dan sedikit meningkat menjelang akhir tahun.

“Pencegahan dan pengendalian DBD dapat terus dilakukan melalui upaya promotif dan preventif, baik dengan edukasi secara langsung maupun tidak langsung melalui informasi di media sosial atau media informasi lainnya,” ucapnya.

Waspadai DBD dengan kenali fase awalnya yang mirip dengan flu, ditandai dengan rasa nyeri sendi, demam, sakit kepala hebat, hingga mual. Selain itu, timbulnya demam berat yang berlangsung 2 sampai 7 hari juga menjadi gejala DBD. Apabila merasakan gejala-gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pencegahan DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan gerakan 3M plus. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer