Mataram (Inside Lombok) – Festival Bau Nyale menjadi salah satu event budaya yang digelar setiap tahun di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Event ini menjadi ajang pemerintah daerah (pemda) menarik wisatawan datang ke NTB.
Penjabat Sekda Provinsi NTB, Ibnu Salim mengatakan pelaksanaan event bau nyale setiap tahun membantu menghidupkan usaha para pelaku UMKM dan pedagang kaki lima (PKL). “Festival yang memiliki nilai histori dan budaya di lingkungan Loteng dan NTB khususnya,” katanya usai menghadiri Festival Bau Nyale.
Ia mengatakan, melihat pengunjung festival yang mencapai ribuan orang maka perputaran ekonomi selama pelaksanaan festival cukup besar. “Kegiatan ini ke depan semakin berevolusi dengan kualitas dan kuantitas yang semakin baik dari sisi penyelenggara,” katanya.
Event yang sudah digelar sejak puluhan tahun lalu ini menurutnya harus tetap dijaga dan dikelola agar terus terlaksana. “Ini tugas kita bersama,” ujarnya.
Guna meningkatkan jumlah kunjungan khususnya dari luar daerah, harus ada penampilan yang lebih bervariasi. Selain itu, promosi event dilakukan lebih masih dengan melibatkan semua pihak. “Memasarkan dan menyajikan yang berwarna. Ini sudah eksis oleh masyarakat sendiri,” katanya.
Sedangkan terkait dengan filosofi jumlah nyale menandakan kesuburan hasil panen, ia mengharapkan tahun ini produksi panen masyarakat melimpah ruah. Sehingga ketersediaan pangan masyarakat tetap aman. “Mudah-mudahan hasil panen tahun ini melimpah ruah. Ini juga menunjukkan keberkahan dari Tuhan yang Maha Kuasa pada daerah kita. Itu perlambang simboliknya,” ucapnya.
Di sisi lain, Loteng khususnya kawasan Desa Kuta tidak saja menjadi pusat pelaksanaan event-event budaya melainkan juga sport tourism. Keberadaan Sirkuit Mandalika sudah menjadi pusat pelaksanaan event otomotif beberapa tahun terakhir ini. “Keberadaan sirkuit menunjukan tempat ini menjadi tempat yang semakin berkualitas dan mendunia,” katanya. (azm)
