25.5 C
Mataram
Sabtu, 27 April 2024
BerandaBerita UtamaCuaca Ekstrem, Disdik Kota Mataram: Meliburkan Jadi Keputusan Kepala Sekolah

Cuaca Ekstrem, Disdik Kota Mataram: Meliburkan Jadi Keputusan Kepala Sekolah

Mataram (Inside Lombok) – Hujan lebat yang mengguyur Kota Mataram dan sekitar menimbulkan genangan di sejumlah lokasi. Kondisi tersebut juga berdampak pada aktivitas belajar mengajar hingga pelaksanaan ujian semester ditunda.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, H. Lalu Fatwir Uzali mengatakan berdasarkan hasil pemantauan langsung dilakukan Senin (6/12) pagi, beberapa sekolah yang tergenang yaitu SDN 21 Ampenan, SDN 5 Ampenan dan di sejumlah lokasi lainnya. Sementara untuk sekolah lainnya, Disdik Kota Mataram belum mendapatkan laporan dari pihak sekolah.

“Memantau beberapa sekolah yang terkena banjir. Ada beberapa sekolah sudah bisa teratasi. Kondisi ini menghambat pelaksanaan ujian semester siswa,” katanya.

Pada pelaksanaan ujian hari pertama ini, sejumlah sekolah yang tidak terdampak banjir ataupun genangan air tetap melaksanakan ujian semester. Sedangkan yang terdampak, pelaksanaan ujian ditunda.

- Advertisement -

Meski ditunda, Disdik Kota Mataram memastikan,soal ujian tidak akan bocor. Karena soal yang dibuat oleh Dinas Pendidikan berbeda. “Itu ada beberapa kendala ada yang membatalkan ujian dan ada melangsungkan ujian. Cuaca yang ekstrem di beberapa sekolah, airnya masuk di kelas,” ungkapnya.

Berdasarkan laporan sementara yang diterima, peserta didik yang paling banyak menunda ujian semester yaitu tingkat SD. Sementara SMP masih tetap berjalan. “Kalau SMP terlaksana. SD ada beberapa tertunda. SD di Cakra itu ada empat yang menunda karena wali muridnya ada yang terkena banjir,” tegasnya.

Melihat cuaca yang cukup ekstrem, Disdik Kota Mataram tidak bisa mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan semua sekolah. Melainkan keputusan tersebut diserahkan kepada masing-masing kepala sekolah, apakah meliburkan atau pelaksanaan ujian tetap berjalan. Pasalnya, yang mengetahui kondisi sekolah adalah kepala sekolah dan dewan guru.

“Saya menyerahkannya ke kepala sekolah dan dewan guru untuk memutuskan apa yang terjadi di sekolah,” tambah Fatwir. Ditegaskan, keselamatan siswa dan para guru di tengah cuaca ektrem yang terjadi harus dipastikan terjamin.

Untuk itu, pihaknya meminta pohon-pohon yang ada di lingkungan sekolah yang cukup mengkhawatirkan agar bisa ditebang atau dilakukan perantingan. “Pohon-pohon yang membahayakan siswa dan guru dan pohon-pohon yang bisa merusak bangunan sekolah supaya dipotong,” imbau Fatwir.

Menurutnya, sejumlah sekolah yang tergenang tersebut sudah memiliki biopori untuk bisa menyerap air tanah. Namun karena letak sekolah berdekatan dengan lingkungan yang kerap terkena banjir, sehingga ikut terdampak. “Ada beberapa penyebab sekolah yang ada di dalam kampung. Sekolah yang sulit mendapat akses saluran,” tandas Fatwir. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer