31.5 C
Mataram
Sabtu, 27 April 2024
BerandaBerita UtamaSiswa Asal Danger Berhasil Jadi Terfavorit pada Ajang Duta Siswa Indonesia

Siswa Asal Danger Berhasil Jadi Terfavorit pada Ajang Duta Siswa Indonesia

Lombok Timur (Inside Lombok) – Hengky Azmy seorang siswa SMK IT Cahaya Bangsa asal Desa Danger, Kecamatan Masbagik berhasil menjadi terfavorit pada ajang Duta Siswa Indonesia yang diadakan di Medan.

Pada ajang tersebut, Hengky menjadi salah satu dari 5 siswa yang mewakili NTB untuk bersaing dengan dua ribuan peserta dari seluruh Indonesia. Dari ribuan peserta, Hengky terpilih ke babak selanjutnya dengan 50 orang peserta dan satu-satunya perwakilan NTB.

Kepada Inside Lombok, Hengky menuturkan bahwa dirinya benar-benar tidak menyangka bisa masuk jadi finalis Duta Siswa Indonesia, dikarenakan saingannya dari dua ribuan peserta, dan yang masuk hanya 50 orang peserta.

“Benar sekali dari 50 peserta, akhirnya bisa juara dari serangkaian penilaian karantina,” tuturnya, Senin (30/01).

- Advertisement -

Ada banyak banyak materi yang harus dijalani Hengky sebagai finalis Duta Siswa Indonesia seperti diberikan deep interview, beauty class, speech, dan mossi challenge.

Sementara itu, Founder Global Islamic Boarding School Cahaya Bangsa, Lalu Yulhaidir merasa bersyukur atas prestasi yang diraih Hengky menjadi Duta Siswa Indonesia dan mampu bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Kita sangat senang dan bersyukur sekali atas raihan positif dari Hengky,” katanya.

Adapun pihak sekolah sendiri tentunya selalu memberikan apresiasi kepada siswa yang telah meraih prestasi maupun yang berkompetisi pada ajang apapun, di mana beragam bentuk apresiasi yang dapat diberikan mulai dari psikologis, fisiologis maupun materil.

“Kita berikan apresiasi berupa penokohan, penghargaan dan banyak bentuk reward yang dapat diberikan kepada anak-anak dari pihak sekolah,” jelasnya.

Pihak sekolah juga telah berpesan sejak awal kepada Hengky agar mampu beradaptasi dengan keragaman dan keunikan Indonesia di tengah label santri yang dimilikinya. Sehingga ia harus mampu beradaptasi dan inklusif dengan kebhinekaan.

“itu harapannya namun tetap memegang identitas original sebagai santri, jadi jika ada hal-hal yang misalnya prinsip-prinsip dan value pesantren maka itu juga tidak bisa ia tinggalkan,” ungkapnya.

Adapun pihak sekolah berharap agar saat ini Duta Siswa Indonesia sedang merancang program yang akan dievaluasi oleh panitia sepanjang 1 tahun, untuk kemudian melahirkan program-program yang berdampak dan memiliki kekuatan besar untuk melakukan kampanye pendidikan dan lain sebagainya dan konsisten untuk menjalankan program itu hingga tuntas. (den)

- Advertisement -

Berita Populer