25.5 C
Mataram
Minggu, 28 April 2024
BerandaKesehatanAda 130 Kasus DBD di Kota Mataram, Sebagian Masih Dirawat

Ada 130 Kasus DBD di Kota Mataram, Sebagian Masih Dirawat

Mataram (Inside Lombok) – Sampai Maret 2024 ini, ada 130 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Mataram. Dari ratusan kasus tersebut sebagian pasien masih ada yang mendapatkan perawatan intensif.

Salah seorang keluarga pasien DBD di RSUD Kota Mataram, Nurhidayati mengatakan saat ini cucunya sudah mendapatkan penanganan di rumah sakit selama tiga hari. “Ini sudah tiga hari di sini,” katanya.

Pada musim pancaroba ini diakui banyak warga di Karang Baru yang terkena DBD. Padahal, kawasan tersebut sudah di-fogging fokus dan pemberian bubuk abate. “Sudah difogging, ada lagi yang kena,” katanya.

Kondisi cucunya saat ini sudah membaik dan mulai memiliki nafsu makan. “Sudah membaik dan sudah mulai makan,” ujarnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan mengatakan antisipasi DBD saat ini pemda menekankan untuk memaksimalkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Jika ada masyarakat yang terkena DBD bisa langsung melaporkannya ke puskesmas, kepala lingkungan hingga camat setempat.

“Nanti kita akan turun kan PE atau penyelidikan epidemiologi. Ini dari puskesmas untuk turun dan turun mengecek sarang-sarang nyamuknya,” katanya. Diprediksi puncak trend DBD ini akan terjadi pada bulan Maret ini. Hal ini terlihat dari kasus bulan Januari yang menurun dan mulai terjadi peningkatan kembali pada Maret ini. “Januari itu sempat agak landai dan beberapa waktu kemarin juga sempat naik,” imbuhnya.

Guna memaksimalkan penanganan kasus DBD di Kota Mataram, Dinas Kesehatan mengirimkan data-data tersebut ke masing-masing kelurahan. Nantinya, dari data tersebut sudah dirincikan kasus DBD yang ada di masing-masing kelurahan maupun lingkungan. “Kita berikan data ke camatnya. Jadi dia tahu disitu ada kasus. Mereka yang akan aktif untuk melakukan gotong royong,” katanya.

Ia mengatakan, banyaknya kasus DBD yang terdata karena saat ini sudah ada pendeteksi cepat yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan. Deteksi cepat ini juga untuk mengantisipasi adanya kasus kematian karena DBD. “Deteksi yang cepat itu dan cepat juga penanganannya. Ini sudah ada di masing-masing puskesmas. Nama pemeriksaannya NS1,” ujarnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer